Sabtu, 31 Januari 2015

CONTOH KRITIK SASTRA CERPEN "MALING" KARYA LIDYA KARTIKA DEWI

Di Posting --> halysha ashryy di Sabtu, Januari 31, 2015


          Cerpen berjudul “Maling” karya Lidya Kartika Dewi ini mengangkat kisah tentang masalah koruptor di indonesia. Cerita bermula, ketika keluarga Pak Cokro, merenovasi rumahnya yang sederhana menjadi rumah yang megah. Padahal dulu, sebelum Pak Cokro merenovasi rumahnya, keluarganya dikenal sangat baik dan ramah terhadap semua tetangganya, terlebih terhadap  Bu Marni, tetangga depan rumahnya. Tetapi setelah menjadi orang kaya baru, keluarga Pak Cokro berubah menjadi keluarga yang sombong dan angkuh. Singkat cerita terdengar kabar bahwa Pak Cokro terlibat dalam mega korupsi di perusahaannya. Dan tak lama setelah beredarnya kabar tersebut, Pak Cokro di tangkap pihak kepolisian di rumahnya.

          Dalam cerpen ini, pengarang menggambarkan watak tokoh Pak Cokro yang sombong dan angkuh setelah menjadi orang kaya baru. Dan dengan penggambaran watak tokoh ini, muncul berbagai konflik-konflik sederhana yang biasa timbul di masyarakat.

          Dalam cerpen ini juga digambarkan bagaimana para pelaku korupsi dapat mempermaiankan hukum negeri ini dengan uang haram mereka. Seperti yang dilakukankan Pak Cokro dalam cerpen ini, dia memanfaatkan uang hasil korupsinya untuk meringankan hukumannya dengan membeli fasilitas mewah bak hotel berbintang 5, untuk fasilitas penjaranya. Hal ini di buktikan dalam kutipan di bawah ini.

“Yah, nggak apa-apalah dipenjara. Itung-itung istirahat dari rutinitas kerja,” Sambung Bu Cokro. “Karena walau dipenjara saya sudah lihat, tempatnya enak seperti dihotel ada AC, kulkas, dan juga TV.”

          Dalam kutipan tersebut jelas sekali menggambarkan betapa liciknya para koruptor dalam mempermainkan hukum di negeri ini.

          Cerpen ini tidak banyak menggunakan kata-kata konotasi. Pengarang dengan gamblang menceritakan setiap kejadiannya, sehingga apa yang ia tuliskan bisa langsung tergambar dikepala pembacanya. Inilah salah satu kelebihan dari cerpen berjudul “Maling” karya Lidya Kartika Dewi ini. Cerpen ini juga sarat akan nilai moral dan sosial yang tersaji secara gamblang bagi para pembaca. 

              Selain kelebihan, cerpen ini juga tak luput dari berbagai kekurangan. Dalam penyampaian cerpen ini pengarang tidak menggunakan kosa kata terpilih. Akibatnya, pembaca kurang tertarik untuk melanjutkan cerita sampai selesai. Kosa kata rutinitas membanjiri hampir di sepanjang cerita, membuat pembaca disergap kejenuhan dan kelelahan, juga rasa malas melanjutkan cerita.

          Cerita yang ditulis terlalu ingin menjelaskan kepada pembaca. Seolah-olah takut kalau pembaca tidak memahami cerita yang disuguhkan. Akibatnya cerita menjadi kurang efektif dan bertele-tele.

12 komentar:

  1. ini kritiknya secara umum aja kh ndg berdasarkan teori gtu ?

    BalasHapus
  2. Nice, very useful for us as a student

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Untuk kesimpulannya kak gimana?

    BalasHapus
  5. Ini sih bukan kritik sastra, tapi pendapat mengenai sastra atau menilai sebuah sastra dengan nada mengkritik. Kritik sastra kan berdasar teori

    BalasHapus

 

BLOGLOVIN' Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea