Sabtu, 10 Oktober 2015

FF DONGHAE ONE SHORT (MY ANTI-DEPRESSANT)

Di Posting --> halysha ashryy di Sabtu, Oktober 10, 2015 0 Comment


Title            : My Anti-Depressant
Author       : @Hlyshryy
Cast            : Lee Donghae
                     Kim Hye rhy
Genre         : Romance
Rating        : T
Length       : One Short
Declaimer   : This FF is pure from my imagination

“Karna cinta tak pernah takut apapun
Kita hanya perlu saling menggenggam satu sama lain
Dan menghadapi semuanya bersama”

“Apakah kau tak bisa menghentikan semua ini? Tolonglah, hentikan demi aku.”
“Maaf. Tapi ribuan kali pun kau mengatakan itu, aku takkan menghentikannya.”
“Apakah kau tau, semua hal yang kau lakukan itu hanya akan menyakiti diri mu sendiri Hae~ah


          Aku sudah tak bisa menahan emosi ku lagi. Rasanya terlalu sakit. Hingga membuat ku sulit bernafas. Air mata ini, air mata yang selalu ku paksa untuk tidak keluar, akhirnya tumpah juga di depan laki-laki yang sangat ku cintai.

          Aku yakin, sekarang aku terlihat seperti orang bodoh dimatanya. Usaha ku yang ingin selalu terlihat kuat didepannya kini sia-sia.
“Apa yang akan menyakiti ku Hye rhy~ya? Apakah kau kurang yakin dengan cinta ku?” Tanyanya pada ku.

“Cinta bodoh mu itu hanya akan menyakiti mu Hae~ah
” Aku kembali berteriak. Berharap dia akan segera sadar akan apa yang sedang dia perbuat.
“Apa yang kau takutkan? Aku mempunyai cinta yang tulus untuk mu.” Ucapnya dengan lembut, mencoba menenangkan ku.

“Tapi aku tak pantas untuk menerima cinta tulus mu itu.” Rasanya sangat sakit ketika harus mengatakan kata-kata itu. Tapi aku bisa apa? Kenyataannya memang harus sepahit itu. Perempuan seperti ku, memang sama sekali tak pantas untuk memiliki laki-laki sesempurna dia.

“Tapi semua hal tentang mu selalu terlihat sempurna dimata ku. Itulah mengapa aku sangat mencintai mu Hye rhy~ya.”

“Mungkin kau belum tau tentang kehidupan ku yang sebenarnya. Dan aku yakin, setelah kau mengetahuinya kau akan dengan cepat merubah pikiran mu.”

“Apa karna kau terlahir dari ibu seorang pelacur, sehingga kau tak pantas untuk mendapatkan cinta tulus dari seseorang?”

          Aku hanya terdiam mendengar kata-katanya. Iya, aku merasa diri ku sangat memalukan. Bahkan ketika pertama kali aku mengetahui perasaannya pada ku, aku ingin sekali lenyap dari dunia ini, detik itu juga. Aku, perempuan seperti ku. Perempuan yang selalu di pandang sebelah mata oleh semua orang. Apa aku pantas untuk menerima cinta yang begitu tulus darinya ?

          Aku mencoba untuk menegakkan kepala ku kembali. Mengerahkan seluruh keberanian ku untuk menatap matanya.

“Iya.. Aku memang tak pantas untuk mendapatkannya. Kau laki-laki yang begitu sempurna, baik, dan tampan. Sedangkan aku, aku hanyalah perempuan hina. Perempuan yang mungkin melakukan hal-hal yang tak pantas untuk dilakukan. Dan kau masih bersikeras untuk mencintai perempuan seperti ku?”

          Tak ada jawaban apapun yang keluar dari mulutnya. Dia hanya berjalan mendekati ku. Membuat jarak di antara kami berdua hanya terpaut beberapa centimeter saja. Hingga aku bisa merasakan deru nafasnya, yang menyapu wajah ku dengan lembut.

“Iya.. Apapun yang terjadi, aku akan selalu mencintai mu. Walau seribu kali pun kau menolak ku, aku akan menemukan beribu-ribu cara lain supaya kau mau menerima cinta ku. Dan kau juga harus tau,jika setiap aku menatap mu, setiap aku ada di dekat mu, setiap aku menggenggam tangan mu seperti ini, semuanya terasa lebih baik. Dan satu lagi, aku juga sangat yakin jika kau tak pernah melakukan hal-hal yang orang-orang katakan tentang mu.”

           Lagi-lagi dia membuat ku tak berkutik dengan kata-katanya. Dan rasanya, aku ingin sekali memeluknya karna terlalu bahagia. Baiklah, aku tak pernah memungkiri jika aku juga sangat mencintainya. Tapi keadaan ku yang seperti ini, selalu membuat ku takut untuk menerima cinta tulusnya.

“Kau yakin aku tak pernah melakukannya ? Kau yakin aku tidak melakukan pekerjaan yang ibu ku kerjakan ? Tolong, bukalah mata mu Donghae~ah. Hentikan semuanya ” Air mata ku tak bisa lagi ku tahan. Rasa sakit ini seolah memaksa ku untuk kembali bersikap lemah di hadapannya.

“Mulut mu berkata untuk menghentikannya, tapi apakah hati mu berkata hal yang sama ? Jujur, kadang aku juga merasa ragu akan keyakinan ku. kadang aku juga berfikir jika kau pasti melakukan apa yang ibu mu lakukan. Tapi ketika melihat mata mu lagi, seketika keraguan itu hilang. Yang aku lihat hanyalah seorang Kim hye rhy yang polos. Seorang Kim hye rhy yang selalu mencoba kuat dalam menghadapi semua keadaannya.” Perlahan tangan hangatnya mulai mengusap air mata ku. Menarik bahu ku supaya lebih dekat dengannya.

“Kau juga pantas untuk mendapatkan cinta tulus dari seseorang. Semua orang pantas mendapat kannya. Tak terkecuali diri mu. Jadi tolong, berhentilah untuk menolak ku. berhentilah untuk mengatakan tidak kepada ku. Kau tau betapa sakitnya ketika kau terus mengatakan tidak kepada ku ?”

“Kau hanya merasakan sakit ketika aku mengatakan tidak pada mu. Tapi apakah kau pernah berfikir tentang sakit yang aku rasakan ? Aku berusaha keras untuk menahan diri ku, supaya tak mencintai mu terlalu dalam. Bahkan kata tidak yang selalu aku katakan pada mu harus kukatakan dengan susah payah. Kau tau betapa takutnya aku saat kau mengatakan kau mencintai ku ? Aku takut jika kau akan merasakan rasa sakit yang sama seperti ku. Perkataan orang-orang itu, aku takut jika mereka akan menyakiti mu juga. Itu sebabnya aku berusaha keras untuk menolak mu. Aku berusaha keras untuk membungkam mulut ku dengan kedua tangan ku, supaya kata-kata ‘Aku juga mencintaimu’ tak keluar dari mulut ku.” Sejenak aku terdiam, berusaha untuk mengontrol diri ku supaya emosi ku tak seluruhnya keluar.

“Tapi percuma saja. Sekuat apapun aku menahannya. Sekuat apapun aku membungkam mulut ku, kata-kata itu akan tetap keluar….”
“Aku juga mencintai mu, Hae~ah. “ Aku menyerah. Melihat ketulusannya, melihat wajahnya yang begitu bersungguh-sungguh membuat seluruh ketakutan ku menghilang. Dan aku rasa, akulah yang akan lebih menyakitinya, jika aku terus mengatakan tidak padanya.

“Apakah aku bermimpi ? Apakah yang kau katakan tadi benar ?”
          Aku hanya mengangguk menanggapi pertanyaannya. Dan melihat senyuman lebar di wajahnya, membuat ku tak bisa menutupi rasa bahagia ku. Seulas senyuman lebar terkembang di bibir ku. Dan kini, dia memeluk ku dengan erat. Bahkan sangat erat, seolah dia tak mau kehilangan aku lagi. 

          Perlahan dia mulai melepaskan pelukannya. Dan berganti menatap mata ku dengan lembut.

“Maafkan aku karna telah memaksa mu. Maafkan aku karna telah membiarkan mu menahan rasa sakit itu sendirian. Dan sekarang, jangan pernah takut apapun ketika aku berada di dekat mu. Kau hanya perlu menggenggam tagan ku, dan kita akan menghadapi semuanya bersama-bersama.”

          Dia mulai memeluku lagi. Menyandarkan kepala ku di dadanya. Ku pejamkan mata ku, mencoba untuk menikmati setiap momen ini. Aku mengambil nafas panjang, menghirup sebanyak-banyaknya aroma tubuhnya yang begitu memabukkan. Aroma tubuhnya yang mungkin telah terdeteksi sebagai morfin oleh indra peciuman ku. Dan dia selayaknya anti-depresan bagi ku. Karena setiap kali aku menatapnya, dia selalu berhasil membuat ku sejenak melupakan setiap kesedihan dan ketakutan yang ku rasakan.

~END~

Big thanks untuk setiap readers yang mau membuang waktunya untuk membaca FF tidak jelas ini. Kritik dan saran yang membangun sangat di butuhkan oleh author untuk membuat FF selanjutnya yang lebih baik. So, please be kind to RCL guys :)  #Gomawo #BOW
 

BLOGLOVIN' Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea