Huufftt... hari
sudah mulai sore, tapi aku masih harus tinggal di sekolah untuk mengikuti
pelajaran tambahan. Maklum, sekarang aku
duduk di bangku kelas 3 SMA di sebuah sekolah yang cukup terkenal di daerah
sekitar tempat tinggal ku. Hari ini aku sedang mengikuti jam tambahan
matematika. Beginilah keadaan kelas ku saat jam pelajaran berlangsung, tidak
ada satu pun murid yang memperhatikan pelajaran. Mereka malah asyik dengan
kegiatan mereka masing-masing. Ada yang asyik berkutat dengan handphone, ada
yang asyik sendiri dengan PSP mereka, bahkan ada yang berani tidur. Termasuk dua
oarng sahabat ku ini, beraninya mereka tidur di jam pelaran bu Mi ran. Baru
saja aku ingin membangunkan mereka, tapi tiba-tiba...
BRRUUKK... BRRUUKK... dua
penghapus telah mendarat tepat di kepala mereka.
“heyyy kalian,
beraninya kalian tidur di jam pelajaran ku. Cepat bangun dan cuci muka kalian” kata
bu Mi ran penuh amarah.
“ne songsaengnim,,,”
kata mereka sambil meringis kesakitan.
KRRIIINNGG... akhirnya bel pulang
berbunyi, semua teman-teman ku bergegas untuk berkemas-kemas dan pulang.
“haaiishh..
kepala ku sakit sekali !!.” kata Lee donghae sambil memegangi kepalanya.
“Ha..ha..ha..
kepala kalian sakit ya ? kasian sekali kalian.” Kata ku sambil tertawa puas.
“Heyy kim hye
ri, teman mu sedang kesakitan kau malah tertawa bahagia.” Kata donghae kesal.
“Iya, kau ini
bagaimana, kenapa kau tidak membangunkan kami tadi ?” kata Jong woon menambahkan.
“Maaf.. maaf..
tadinya aku ingin membangunkan kalian, tapi guru Mi ran sudah membangunkan
kalian duluan, ha..ha..ha..”kata ku tak kuasa manahan tawa.
“aaahhh, kau
ini” kata mereka berbarengan.
“sepertinya sebentar
lagi akan hujan, kajja.. kita pulang.” Kata ku sambil menarik tangan mereka.
Hye ri’s POV
Kami bertiga
memang sudah bersahabat sejak lama. Pertama kali kita bertemu, saat kami
mengikuti kegiatan ospek di kelas 1
dulu. Dua oarang sahabat ku itu adalah dua orang namja yang mempunyai
kepribadiaan yang berbeda. Kalau Lee donghae, dia adalah orang yang baik, ceria
dan sangat tampan. Kalau Kim jong woon juga sama, dia baik, wajahnya juga
sangat tampan tapi dia sedikit dingin. Walaupun begitu, mereka adalah sahabat
terbaik ku.mereka sangat perhatian pada ku. Dan aku sangat bersyukur mempunyai
sahabat seperti mereka.
Ternyata dugaan
ku benar, saat kami sampai di gerbang sekolah hujan turun dengan derasnya. Kami
pun berlari menuju halte bus untuk menunggu bus. Tapi, Sudah sekitar 30 menit
kami menunggu, tapi busnya tak kunjung datang. Aku pun sudah merasa kedinginan.
Badan ku menggigil dan kepala ku pusing. Memang aku tidak tahan kalau harus
menunggu di tengah hujan begini. Badan ku pasti akan langsung menggigil dan
suhu tubuh ku naik.
“Hye ri kau
kenapa ? kau kedinginan ? badan mu menggigil ?” tanya Donghae cemas.
“tidak apa-apa
kok, aku baik-baik saja.”
“tidak apa-apa
bagaimana, badan mu menggigil. Pakailah jaket ku, supaya badan mu lebih
hangat.” Kata donghae sambil mengambil jaket di dalam tasnya.
“Gomawo..” kata
ku sambil menerima jaket dari tangannya.
Jong woon’s POV
Aku merasa
badannya menggigil. Aku jadi sangat khawatir. Aku tau kalau dia tidak tahan
jika harus berlama-lam menunggu di tengah hujan deras begini. Tapi aku lega
setelah Donghae memberinya jaket. Paling tidak dia lebih merasa hangat
sekarang. Tapi aku juga sedikit kesal, karena kali ini Lee donghae berhasil
mencuri perhatian hye ri. Sebenarnya, aku telah lama menyukainya. Sejak pertama
kali bertemu aku sudah merasa bahwa aku menyukai gadis ini. Dia gadis yang
sangat baik, perhatian dan dia mempunyai wajah yang sangat mengagumkan.
Terlebih jika dia sedang tersenyum, dia akan terlihat sangat manis.
Akhirnya bus
yang kami tunggu-tunggu datang juga. Aku sangat lega sekarang. Hujan pun sudah
mulai reda. Tapi badan ku masih saja menggigil dan tubuh ku sangat panas.
Rasanya aku ingin pingsan. Aku sengaja tidak memberitahu kedua sahabat ku ini.
Karena aku takut, nanti aku malah akan merepotkan mereka. Kini kami pun sampai
di tempat pemberhentian yang kedua. Tapi, kini kaki ku sudah tak kuat lagi
untuk berdiri. Badan ku pun terhuyung ke belakang. Tapi, aku merasakan ada
seseorang yang yang menahan badan ku dari belakang. Dan setelah itu aku tidak
mengetahui apa-apa lagi.
“Hye ri.. kau
kenapa ? ayo sadarlah.” Kata Jong woon mencoba menyadarkan ku.
“cepatlah, kita
bawa dia ke rumah nya...” kata donghae cemas
“ne, baiklah”
Author’s POV
Mereka pun
cepat-cepat membawa Hye ri ke rumahnya. Sesampainya di rumah Hye ri, kakaknya
langsung saja membopongnya ke kamar.
“kenapa Hye ri
bisa sampai pingsan seperti ini ?” tanya Leeteuk.
“tadi dia
kedinginan waktu menunggu bus bersama kami, mungkin dia sedang tidak enak badan
tadi, jadinya dia pingsan seperti ini.” Jelas Donghae.
“ya sudah,
gomawo telah membawa Hye ri pulang ke rumah, sebaiknya kalian pulang sekarang
mumpung hujannya sudah reda.” Kata Leeteuk.
“ne hyung, kami
pamit pulang dulu.” Kata mereka sambil membungkuk kan badan.
Kepala ku terasa
berdenyut-denyut, dan pusing sekali. Aku mengerjap-ngerjapkan mata ku karena
terkena cahaya lampu yang begitu silau.
“Hye ri, kau
sudah sadar ?” kata Leeteuk oppa sumringah.
“Ne oppa,
memangnya tadi aku kenapa.” Tanya ku kebingungan.
“tadi kau
pingsan Hye ri, tadi Jong woon dan Donghae yang membawa mu pulang ke rumah.
Sebenarnya kau kenapa ?”
“ummm... oppa
kan tau kalau aku tidak kuat jika harus berlama-lamaan di luar dalam keadaan
hujan. Tadi itu kami bertiga menunggu bus di halte tapi, sudah 30 menitan kami
menunggu, bisnya belum juga datang.” Jelas ku.
“Ya ampun Hye
ri... kau kan bisa menelpon ku tadi. Kau ini, membuat ku khawatir saja.”
“Mianhae oppa,
aku sudah membuat mu khawatir.” Ucap ku menyesal.
“Ya sudah, tidak
apa-apa. Tapi lain kali kau jangan mengulanginya lagi, arra ?”
“Ne oppa.” Kata
ku sambil mengangguk.
“ya sudah Hye
ri, jika kau sudah agak baikan cepatlah makan. Aku sudah menyiapkan makan malam
mu di meja makan.” Kata Leeteuk oppa seraya berlalu dari kamar ku.
“Ne oppa,
gomawo...”
Drrrttt... ku dengar
ponsel ku bergetar. Dengan malas aku pun segera mengambilnya. Mata ku
terbelalak kaget, saat aku melihat layar ponsel ku. Ada 30 pesan masuk yang
belum ku baca, dan semuanya dari kedua sahabat ku.
From : JONG WOON
“Hye ri apakah
kau sudah baikan sekarang ? tolong beritau aku jika kau sudah baikan ?”
From : DONGHAE
“”Hye ri apa kau
sudah lebih baikan sekarang ? kau tau, aku sangat menghawatirkan mu tadi.
Telfon aku jika kau sudah baikan. OK !!!.”
Aku hanya
tersenyum membaca semua pesan yang mereka kirim kepada ku. Dan semua pesan yang
mereka kirim hanya menanyakan apakah aku sudah baikan belum. Ternyata mereka
sangat mengkhawatirkan ku. Aku sangat bersyukur mempunyai sahabat seperti
mereka. Aku sangat berterimakasih kepada tuhan karena telah memberi ku dua
orang sahabat yang sangat baik pada ku. Aku sangat menyanyangi mereka berdua,
tapi sayang ku hanya sebatas sahabat dan tidak lebih. Karena cinta ku sudah di
milik oleh namja lain namanya Cho kyuhyun. Memang akhir-akhir ini aku cukup
dekat dengannya, aku sering pergi keperpustakaan bersamanya. Kami juga sering
pergi ke kantin bersama. dan aku merasa, mungkin dia juga menyukai ku, karena
dia juga sangat perhatian terhadap ku. Dan aku berharap suatu saat nanti dia
akan menyatakan cintanya kepada ku.
***
“Hye ri,
cepatlah bangun... ini sudah siang..” teriak Leeteuk oppa.
“Oppa... kau
cerewet sekali.” Teriak ku kesal.
“heyyy, ini
sudah siang. Kau mau terlambat datang kesekolah hah ? cepatlah bangun kalau
tidak kau akan ku tinggal.” Kata Leeteuk oppa kembali berteriak.
“iya oppa.. ini
aku sudah bangun.”
Huh... aku malas
sekali untuk bangun pagi ini, kepala ku masih terasa sakit gara-gara kejadian
kemarin. Hari ini aku juga sangat malas untuk berangkat sekolah. Tapi semua
pikiran itu langsung hilang seketika saat aku menginggat Cho kyuhyun, namja
yang selama ini aku sukai. Sejak aku mengenalnya aku jadi semangat untuk pergi
kesekolah, tentu saja kerena di sekolah aku bisa kembali bertemu dengannya.
Sehari saja aku tidak bertemu dengannya rasanya hari ku sangat hampa. Aku
tersentak dari lamunan ku karena mendengar terikan Leeteuk oppa, dan aku terkaget saat melihat jam dinding ku, sekarang
sudah menunjukkan pukul 06.30. aku pun langsung bergegas mandi dan
bersiap-siap.
“Selamat pagi
oppa !.” sapa ku kepada Leeteuk oppa.
“adik oppa yang
paling cantik, kenapa kau lama sekali bersiap-siapnya. Sekarang kau harus
sarapan, setelah itu kita langsung berangkat.” Kata Leeteuk oppa.
“Tidak usah
oppa, nanti aku bisa sarapan di sekolah bersama jong woon dan donghae, kita
berangkat sekarang saja.” Tolak ku.
“ya sudah kalu
begitu, kajja kita berangkat.”
Kami berdua pun
segera berangkat, tidak sampe 30 menit kita sudah sampai di depan sekolah ku.
“nah Hye ri kita
sudah sampai, oh ya, kalau kau mau pulang telfon saja aku, oppa tidak mau
kejadiaan seperti kemarin terulang lagi.”
“tidak usah
oppa, aku kan bisa pulang bersama Jong woon dan Donghae. Nanti kalau aku butuh
jemputan, pasti aku akan menelfon oppa. Kau tak usah menghawatirkan aku seperti
itu oppa.”
“tapi kalau
kejadian seperti kemarin terulang kagi bagaimana.” Kata Leeteuk oppa khawatir.
“tidak akan
oppa. Ya sudah oopa aku masuk dulu, sampai jumpa oppa.”
Huft, aku paling
sebal jika Leeteuk oppa memperlakukan ku seperti itu. Dia terlalu
mengkhawatirkan aku, aku tau dia sangat menyanyangi ku, tapi perhatiannya
terhadap ku terlalu berlebihan. Aku jadi sangat sebal terhadapnya.
“heyy hye ri, kenapa
kau berdiri saja di situ ? ayo kita masuk.” Teriak Donghae kepada ku.
Aku hanya
tersenyum kepadanya dan aku langsung berlari menghampirinya.
“hey oppa.” Sapa
ku serara merangkul pundak mereka berdua.
“Hye ri sejak kapan
kau memanggil kami “oppa” seperti itu.” Kata Donghae heran
“mulai sekarang,
aku akan memanggil kalian dengan seburtan “oppa”. Hahaha..” kata ku sambil tertawa
senang.
“tidak bisa,
kita kan seumuran kenapa kau memanggil kami “oppa” aku tak mau jika kau
memanggil ku dengan sebutaun “oppa”. Protes Jong woon.
“hahahaha.... sudahlah,
ayo kita masuk ke kelas.” Kata ku seraya mengandeng tangan mereka berdua.
***
Sekarang aku
sedang mengikuti pelajaran IPA di kelas ku. Seperti biasa, tak ada seorang pun yang
memperhatikan pelajaran, termasuk aku. Lagi-lagi, itu semua gara-gara Cho
kyuhyun, aku tidak bisa berkonsentrasi dengan pelajaran ku, pikiran ku hanya di
penuhi olehnya.
“Hey Hye ri,
kenapa sejak tadi kau senyum-senyum sendiri, sepertinya hari ini kau senang
sekali ? ada apa, ceritakan pada ku.” Donghae membuyarkan lamunan ku.
“uuumm.. hae aku
sedang jatuh cinta sekarang.” Kata ku sambil tersenyum.
Donghae’s POV
Aku terlonjak
kaget saat mendengar perkataannya. Dia sedang jatuh cinta, tapi dengan siapa.
Apakah dengan Kim jong woon atau namja lain. Jujur, hati ku benar-benar sakit
mendengar perkataannya. Sebenarnya aku menyimpan perasaan terhadap hye ri.
Perasaan ini mulai muncul semenjak aku menjadi sahabatnya. Mungkin, sudah
hampir 2 tahun aku memendam perasaan ini. Aku bahkan tidak pernah manatap
wanita lain selain dirinya. Dan aku harap, Kim hye ri kan menjadi milik ku
selama.
KRIIINGGG...
akhirnya bel tanda istirahat berbunyi.
“Hye ri, ayo
kita ke kantin. Kali ini aku yang akan mentraktir mu makan.” Ajak Donghae.
“Tidak, aku
sedang tidak punya selera makn hari ini. Kau kesana sendirian saja ya. Tak papa
kan? Tolak ku.
“benar ? ya
sudah kalau begitu.” Katanya sambil meninggalkan ku.
Hari ini aku benar-benar
tak berselera makan. Dari pada aku bengong sendiri di kelas, lebih baik aku ke
perpustakaan. Siapa tau nanti aku bertemu dengan Kyuhyun di sana. Aku pun
bergegas menuju perpustakaan sekolah. Tapi, langkah ku terhenti saat aku berada
di depan ruang kelas Kyuhyun, aku melihatnya sedang berciuman dengan yeoja
lain. Hati ku benar-benar sakit. Air mata ku mulai berjatuhan membasahi kedua
pelupuk mata ku. Dan aku langsung berlari menuju atap sekolah, di sana aku bisa
menjerit dan menanggis sepuas ku. Hati ku benar-benar terasa sakit sekarang,
ternyata perhatian Kyuhyun selama ini bukan karena dia menyukai ku. Berarti
selama ini, cinta ku hanya cinta sepihak. Ternyata kyuhyun sudah mempunyai
yeoja lain di hatinya. Tiba-tiba, aku merasa ada seseorang yang datang
menghampiri ku. Tapi aku tak peduli, aku ingin menanggis sepuasnya di sini.
“Hye ri, kau
kenapa ?” tanya orang itu kepada ku.
Karena merasa
terganggu, aku pun mendonggakkan kepala ku. Ternyata dia Jong woon.
“Hye ri kau
kenapa ? kenapa kau menangis di sini ?” tanyanya lagi.
Dan tiba-tiba di
mulai mendekati ku dan mulai memeluk ku. Entah mengapa aku merasa sangat nyaman
di pelukannya. Seakan-akan aku tak mau dia melepaskan pelukannya.
“sudahlah Hye ri
jangan menanggis lagi.” dia mencoba menenangkan ku.
“jong woon, hati
ku benar-benar sakit, ternyata Cho kyuhyun, pria yang selama ini aku sukai. Dia
sudah mempunyai yeoja lain. Tadi aku melihatnya sedang berciuman dengan yeoja
itu di kelasnya. Hati ku benar-benar hancur Jong woon.” Jelas ku sambil
menangis keras.
“sudahlah hye
ri, kau tak perlu menanggisinya seperti ini. Tapi kalau kau merasa lebih baik,
tak apa, menanggislah sepuas mu di pelukan ku.”
“gomawo Jong
woon.” Aku kembali menangis keras di pelukanya.
***
Setelah kejadian
itu aku jadi tidak bersemangat untuk melakukan apa pun. Saat istirahat pun, aku
lebih memilih menyendiri di kelas. Hati masih terasa sangat sakit. Rasanya, aku
ingin menjerit sekeras-kerasnya untuk meluapkan semua perasaan sakit ku ini.
Tiba-tiba Donghae datang dan membuyarkan lamunan ku.
“Hye ri,
sebenarnya kau kenapa ? akhir-akhir ini kau suka sekali melamun, bahkan
seharian kau tidak mau makan. Kau ini kenapa Hye ri ? jika kau ada masalah kau
kan bisa menceritakannya pada ku.” Tanya donghae kepada ku.
“tidak apa-apa
hae, aku hanya kurang sehat saja. Kau tak usah mengkhawatirkan ku seperti itu.”
Jawab ku.
“kalau begitu,
ayo kita pergi kekantin sekarang. Bukankah dari tadi kau belum makan.”
“aku masih ingin
di sini. Tolong tinggalkan aku sendiri.”
Bentak ku.
“ya sudah, tapi
kalau kau mengingginkan sesuatu bilanglah kepada ku.” Katanya, lalu dia pergi
meninggalkan ku.
Maafkan aku hae,
aku tidak bermaksud untuk membentak mu. Tapi kali ini, aku benar-benar ingin
sendiri.
Semakin hari,
perasaan sakit ini tak kunjung hilang. Sifat ku pun kini berubah. Sekang aku
jadi sering menyendiri dan pemarah. Berulang kali kedua sahabat ku berusaha menyemangati
ku dan menghibur ku, tapi tetap saja, itu tidak dapat merubah rasa sakit ku ini.
Seperti hari-hari yang lain, kini aku sedang menyendiri di atap sekolah. Di
sini tak ada orang yang bisa menganggu ku. Tapi, tiba-tiba ada seseorang yang
memegang pundak ku dari belakang. Aku pun langsung mendongakkan kepala ku
supaya bisa melihat siapa orang itu. Ternyata itu Jong woon, dia pun langsung
duduk di sebelah ku.
“Hey Hye ri,
kenapa kau melamun di sini ? tanyanya.
“tidak papa, aku
hanya ingin sendiri saja. Tapi sekarang, ada orang yang menganggu
ketenangganku.” Jawab ku.
“hahaha.. kau
ini. Hye ri, sebenarnya kau kenapa ? akhir-akhir ini sifat mu berubah. Dulu kau
adalah gadis yang sangat periang, tapi sekarang kau jadi sering menyendiri
begini. Apakah semua ini gara-gara namja yang bernama Cho kyuhyun itu.”
“memang iya,
setelah aku melihat kejadiaan itu hati ku benar-benar terasa sangat sakit.
Ternyata pria yang ku sukai telah memiliki wanita lain. Aku benar-benar
mencintainya Jong woon, aku tak rela jika dia menjadi milik oarang lain.” Tak
terasa air mata ku mulai jatuh. Tiba-tiba saja Jong wonn menarik tubuh ku
kepelukannya.
“sudahlah Hye
ri, lupakan dia. Dia tak pantas untuk terus kau tangisi. Masih ada namja lain
yang lebih menyanyangi mu. Termasuk diri ku.”
Aku kaget
mendengar perkataannya. Apa maksud dari perkataanya itu. Apakah selama ini dia
menyukai ku.
“apakah kau tau
Hye ri, selama ini aku memiliki perasaan pada mu. Kini, aku harus jujur
mengenai perasaan ku pada mu. Sebenarnya sejak peretama kali aku bertemu dengan
mu, aku merasa, aku sudah mulai menyukai mu. Jadi tolong Hye ri, mulai sekarang
kau harus melupakan namja itu. Dan mulai sekarang, kau harus belajar untuk
menatap ku.” Jelas nya.
“tidak akan
semudah itu Kim jong woon.” Tiba-tiba Donghae datang. Mungkin dari tadi dia
telah berada di situ.
“kim hye ri,
apakah kau tak pernah menyadarinya. Aku juga sangat menyukai mu. Aku sudah
beberapa kali mencoba untuk menyatakan perasaan ku pada mu, tapi selalu saja
gagal. Dan kini kejadian seperti itu tak kan terulang lagi. Kim hye ri
saranghae !”
Aku terkejut
mendengar perkataan Donghae, apa yang mereka lakuakan. Mereka menyatakan cinta
kepada ku di saat yang bersamaan. Aku tak bisa berkata apapun. Kini perasaan ku
kacau. Ternyata kedua sahabat ku memiliki perasaan pada ku. Tapi aku hanya
menganggap mereka sebagai sahabat tidak lebih. Perasaan ku benar-benar kacau
sekarang.
“jadi Hye ri,
sekarang kau harus memilih satu di antara kami.” Ucap Jong woon.
Tuhan... apa
yang harus aku lakukan sekarang. aku harus memilih salah satu dari mereka. aku
tak bisa melakukan semua itu. Aku tak tega melukai perasaan salah satu dari
mereka.
“ayolah Hye ri,
kenapa kau hanya diam.” Kata Donghae.
“aku tak bisa,
aku tak bisa melakukan itu. aku tak mau melukai perasaan kalian. Jadi tolong
jangan paksa aku untuk melakukan itu.”
“baiklah hye ri,
kami tau kau tak bisa langsung memilih kami. Kami akan memberi mu waktu, Hye ri
tolong pikirkan baik-baik tentang pilihan mu itu.” ucap Dongahe.
Aku sudah tak
tahan lagi dengan keadaan ini. Aku pun langsung berlari meninggalkan mereka
berdua. Sekarang perasaan ku sangat kacau. Aku bingung. Tuhan ... kenapa
masalahnya jadi rumit begini. Sekarang apa yang harus kulakukan. Tuhan...
tolonglah aku.
***
Sejak kejadian
itu, hubungan ku dengan kedua sehabat ku mulai agak renggang. Aku juga merasa
canggung jika bertemu dengan mereka berdua. Hari ini, langit agak mendung,
mungkin sebentar lagi akan hujan. Sialnya hari ini aku pulang sangat sore, aku
baru pulang sekolah pukul 6 sore. Seperti biasa, aku menunggu bus di halte
tidak jauh dari sekolah ku. Tapi hari ini busnya terlambat datang. Aku sudah
menunggu hampir 30 menit di sini. Ternyata dugaan ku benar, tiba-tiba saja
hujan turun denagn derasnya. Aku pun mulai panik, aku mencoba untuk menelpon
Leeteuk oppa, tapi lagi-lagi tak di angkat olehnya. Tubuh ku sudah basah kuyup
terkena air hujan. Aku pun mulai kedinginan, tiba-tiba ada seseorang yang
datang menghampiri ku dan memakaikan ku sebuah jaket. Karena malam itu sangat
gelap, aku jadi tak bisa melihat wajahnya dengan jelas.
“Hye ri, kenapa
kau masih berada di sini ?” tanya orang itu pada ku. Suaranya tak asing lagi
bagiku. Ternyata dia adalah Jong woon.
“hey, kenapa kau
masih berada di sini.” Tanya ku padanya.
“kenapa kau
malah balik bertanya pada ku. Jawab dulu pertanyaanku.”
“dari tadi ku
sedang menuggu bus, tapi sudah 30 menit aku menunggu di sini bisnya tak kunjung
datang. Lalu kau sendiri, kenapa kau masih ada di sini ?”
“tadi aku ada
sedikit urusan dengan seseorang. Jadi aku baru pulang sekarang.”
“ought begitu.”
“Hye ri, apakah
kau masih merasa kedinginan.”
“tidak, jaket mu
terasa begitu hangat jadi aku merasa lebih hangat sekarang.”
“syukurlah kalau
begitu. Oh ya Hye ri, apakah kau sudah memikirkan siapa yang akan kau pilih di
antara kita ?”
“tolong jong
woon, jangan bahas soal itu lagi. aku kan sudah bilang pada kalian, aku tidak
bisa melukai perasaan salah satu dari kalian.”
“kau tak bisa
melakukan itu Hye ri. Apakah kau tau, aku sudah memendam perasaan ku ini sejak
lama. Aku bahkan tak bisa melihat wanita lain selain kau. Dan aku selalu
berharap, suatu hari nanti kau akan membalas cinta ku ini.”
“tapi aku tidak
bisa melakukan semua itu Jong woon, aku tidak bisa.”
Tiba-tiba saja
dia langsung saja meraih tengkuk ku dan mendekatkannya ke wajahnya. Wajah kita
benar-benar sangat dekat sekarang. tapi, tiba-tiba ada seseorang yang menarik
punggungnya dari belakang. BRUUKKK... dia memukul pipi Jong woon dengan keras.
“hey, kim jong
woon. Apa yang sedang kau lakukan.”
“oh.. ternyata
kau pecundang. Beraninya kau memukul wajah ku.”
BRUUKK... Jong
woon pun membalas pukulan orang itu. tanpa basa-basi aku langsung melerai
mereka.
“HENTIKAN...”
teriak ku.
“kalian ini
sedang apa ? kenapa kalian bertengkar seperti ini. Kalian kan sudah bersahabat
sejak lama. Tapi sekarang, kalian malah saling membenci satu sama lain.”
“maafkan aku Hye
ri, tapi aku tidak suka dengan perlakuannya itu.” kata Donghae menjelaskan.
“aku sedih
melihat kalian seperti ini, gara-gara aku persahabatan kalian menjadi hancur. Aku
jadi merasa bersalah pada kalian. Aku mohon hentikan semua ini.”
“kita akan
menghentikannya jika kau mau memilih satu diantara kami.” Kata Jong woon.
“aku sudah
bilang berulang kali pada kalian, aku tak bisa melakukan itu.”
“kau harus
melakukannya Kim hye ri. Tak usah takut perasaan kita akan terluka. Kita akan
menerima apapun keputusan mu.” Ucap Donghae.
“tapi aku hanya
menganggap kalian sebagai sahabat ku, tidak lebih. Aku yakin, suatu hari nanti
kalian akan menemukan wanita yang lebih baik dari ku.”
“apakah benar,
kau hanya menganggap kita sebagai sahabat mu Hye ri ? apakah kau tak bisa
merubah perasaan mu.” Kata Donghae.
Tidak bisa hae,
aku tak bisa merubah sedikitpun tentang perasaan ku kepada kalian.”
“tolnglah Hye
ri, pikirkanlah sekali lagi.” Jong woon memohon kepada ku.
“tidak bisa,
keputusan ku sudah bulat. Aku tidak akan memilih siapapun.”
“baiklah Kim hye
ri, kami menghormati keputusan mu. Jika memang itu keputusan mu, kami akan
menerimanya.” Ucap Donghae.
“maaf kan aku,
mungkin kau telah melukai perasaan kalian. Tapi, aku pikir itulah yang terbaik
bagi persahabatan kita.”
“baiklah Hye ri,
mungkin, memang itu keputusan yang terbaik. Mungkin jika kita tetap menjadi
sahabat, kita berdua bisa bersama-sama menjaga mu dan mencintai mu. Tapi, tetap
saja, perasaan ku pada mu tak bisa berubah.” Ucap Jong woon.
Dan sejak saat
itu, kami bertiga tetap menjadi sahabat. Sahabat sejati yang takkan dapat di
pisahkan lagi.
-END-
0 Comment:
Posting Komentar